Aw169 Lion

Aw169 Lion

THIRSTY LION IS NOW OPEN IN GLENDALE, AZ AT WESTGATE ENTERTAINMENT DISTRICT!

We are excited to welcome you to our fifth and largest restaurant in Arizona, perfectly positioned at Westgate and just a short stroll to State Farm Stadium and Desert Diamond Arena. Join us for Lunch, Dinner, Weekend Brunch, and Daily Happy Hour, or just a bite (or beer!) on the patio before or after a game or event. We look forward to seeing you soon!

The Black Lion, a popular historic pub in Brighton’s Lanes, is known for its lively vibe, craft cocktails, and diverse menu of pub classics. A top spot for locals and visitors, it hosts live music, DJ nights, and special events, making it a beloved hub in Brighton's social scene

Melakukan kontrol terhadap proses pelaksanaan produksi dan mengkoordinasi pekerjaan anggota tim untuk meningkatkan produktivitas kerja.

The Lion King 1½ (atau The Lion King 3:Hakuna Matata di beberapa tempat) adalah film animasi yang ditayangkan DisneyToon Studios pada tanggal 10 Februari 2004. Cerita film ini berada di bioskop yang ditonton oleh duo karakter utama di film ini, Timon dan Pumbaa. Ini terlihat dari awal dan akhir film dan juga beberapa kali cerita dihentikan dengan remote oleh Timon atau Pumbaa.

Cerita dimulai dengan meerkat-meerkat sedang menggali terowongan untuk berlindung dari hyena. Timon menghancurkannya untuk keempat kalinya dalam bulan itu. Timon memberitahu ibunya tentang masalahnya. Ketika sedang berbicara, Paman Max menanyakan siapa yang akan jadi pengawas hyena, ibu Timon mengusulkan Timon dan untuk menjaga keamanan terowongan, dia diterima untuk melakukannya. Timon terlalu ingin kehidupan lain sehingga membiarkan hyena masuk, semua meerkat masuk ke terowongan mereka dan semuanya, kecuali ibu Timon memarahinya. Timon sedih dan akhirnya pergi dengan izin ibunya.

Di perjalanan, dia kebingungan dan diberitahu oleh Rafiki untuk mencari "Hakuna Matata" dan cara menemukannya, dengan "melihat sesuatu dibalik yang kau lihat". Dia mengira Batu Kebanggaan adalah tempat yang dimaksud, jadi dia pergi ke sana. Dalam perjalanan ke Batu Kebanggaan, dia bertemu babi hutan bernama Pumbaa dan berteman dengannya. Ketika mereka sampai di Batu Kebanggaan, mereka menemukan di sana sudah penuh karena kelahiran Simba. Timon kemudian mengira yang dimaksud adalah sebuah tempat sejuk dibalik Batu Kebanggaan. Dia tinggal di sana dengan Pumbaa.

Saat perjalanan, Pumbaa memberitahu Timon tentang sebuah tempat yang sangat menyenangkan, tetapi Timon tidak terlalu menginginkannya dan "pergi ke tempat dibalik yang dia lihat", dan tempat yang dia kira adalah sebuah kuburan gajah, tetapi di sana ada para hyena dan Mufasa menyerangnya. Mereka kemudian pergi ke gua yang agak aneh, bagaimanapun, Timon menyukainya karena tidak ada yang datang, tetapi tiba-tiba muncul hewan-hewan dari Riverdance.

Setelah itu, mereka pergi ke sebuah lembah kering, mereka diserbu oleh banteng-banteng yang ingin minum di dekat sana, Timon dan Pumbaa terlempar ke sana dan tidak apa-apa, tetapi mereka jatuh dari air terjun dan baru keluar dari sana malamnya. Timon menyerah dan mengatakan ingin pulang, dia juga menyarankan Pumbaa juga melakukannya, tetapi Pumbaa mengatakan dia sendirian dan tidak memiliki rumah yang menyenangkan, Timon kemudian mengakui dia juga seperti Pumbaa dan mengatakan Pumbaa adalah satu-satunya temannya dan "teman selalu bersama sampai akhir".

Keesokan harinya, Pumbaa dan Timon menemukan "Hakuna Matata" yang merupakan tempat yang Pumbaa katakan sebelumnya dan Timon sadar apa arti sebenarnya dari "lihat apa yang ada dibalik yang kau lihat". Mereka berpesta tetapi Timon lupa nama tempat yang dimaksudkan Rafiki, Pumbaa mengatakan Hakuna Matata dengan maksud lain, tetapi rupanya itulah namanya, mereka (yang menonton) berkaraoke dengan mereka yang ada di cerita dengan lagu "Hakuna Matata". Di rumah lama Timon, ibu Timon diberitahu Rafiki tentang kejadian sebelumnya, ibu Timon marah karena petunjuknya tidak harfiah dan mencarinya (bersama Paman Max).

Timon dan Pumbaa menemukan Simba yang sekarat di gurun dan membawanya ke Hakuna Matata. Timon dan Pumbaa menjaga Simba untuk waktu yang cukup lama. Ketika sudah dewasa, Simba bertemu teman lamanya, Nala. Timon dan Pumbaa mencoba menghentikan Simba dan Nala jatuh cinta, tetapi selalu gagal. Ketika menyerah, Simba pergi tanpa mereka ketahui alasannya. Keesokan harinya, Nala memberitahu mereka berdua Simba pergi karena mau mengambil kembali takhta dari pamannya, Scar yang seharusnya miliknya.

Timon dan Pumbaa bertarung tentang mereka harus membantu Simba atau tidak, Timon ingin tidak melakukannya sedangkan Pumbaa ingin kebalikannya. Pumbaa meninggalkan Timon untuk membantu Simba, Timon awalnya menyenangkan dirinya dengan sendiran, tetapi lama-kelamaan dia bosan dan menyusul Pumbaa. Setelah bertemu, mereka pergi ke Batu Kebanggaan.

Di sana mereka bertemu ibu Timon dan Paman Max, bersama mereka menghadapi hyena, sedangkan Simba menghadapi Scar. Timon dan Pumbaa menjadi umpan ke tempat jebakan yang dibuat oleh ibu Timon dan Paman Max, tetapi gagal ketika dipakai. Timon berlari ke tempat yang membuat rencana gagal dan membuatnya bekerja kembali dan mengalahkan para hyena. Pada saat yang bersamaan, Simba berhasil mengalahkan Scar. Simba kemudian menjadi raja, Timon memberitahu ibunya dia memiliki rumah baru dan semua teman meerkatnya tinggal di sana.

Ketika cerita selesai, Pumbaa ingin menonton lagi sedangkan Timon tidak. Tiba-tiba muncul ibu Timon, Paman Max, Simba dan Rafiki yang juga ingin menonton. Dan setelah itu, banyak karakter kartun Disney muncul, dan Timon merasa ini menjadi buruk.

Di Rotten Tomatoes, film ini mendapat penilaian persetujuan 76% berdasarkan 17 ulasan, dengan rata-rata penilaian 6,5/10.[2]

Album soundtrack film ini berisi dua lagu asli: "Diggah Tunnah", ditulis oleh Seth Friedman dan Martin Erskine, dan "That's All I Need", ditulis oleh Elton John dan Tim Rice, yang telah bekerja di film pertama. Lagu latter, yang dinyanyikan oleh Nathan Lane di film, sebagian besar didasarkan pada lagu yang dihapus dari The Lion King berjudul "The Warthog Rhapsody", yang dengannya ia berbagi melodi yang serupa.[3]

Film ini menampilkan lagu "Hakuna Matata" dari film pertama, yang ditampilkan baik sebagai rekaman soundtrack asli di album soundtrack dan dalam film sebagai sampul baru yang dibawakan oleh Lane dan Ernie Sabella. Soundtracknya juga terdiri dari berbagai cover lagu pop, seperti "Grazing in the Grass" The Friends of Distinction dinyanyikan oleh Raven-Symoné, "Jungle Boogie" Kool and the Gang dinyanyikan oleh Drew K. dan the French, dan "The Lion Sleeps Tonight" (yang muncul sebentar di film aslinya juga) oleh Lebo M Vinx (dan dengan sampel vokal dari Lebo M) dinyanyikan oleh "Diggah Tunnah Dance". Lagu unggulan lainnya yang tidak ada dalam soundtrack termasuk "Sunrise, Sunset" dari musikal Fiddler on the Roof dan lagu tema eponim dari acara televisi Peter Gunn disusun oleh Henry Mancini.

Film ini berisi musik asli yang disusun oleh Don L. Harper, dan juga menampilkan tema instrumentral Ennio Morricone dari filmThe Good, the Bad and the Ugly Sergio Leone.[4]

Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "DisneyDVDNewsletter" yang didefinisikan di tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "AMLionKing12Continues" yang didefinisikan di tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "BWLionKing12Game" yang didefinisikan di tidak digunakan pada teks sebelumnya. Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "AMSells1.5Million" yang didefinisikan di tidak digunakan pada teks sebelumnya.

0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Sunday Roast - ALTERNATE SUNDAY EVENINGS

Every other Sunday, the Burgundy Lion offers you an opportunity to experience a traditional British Roast.

Enjoy a full roast supper with all the traditional trimmings. The Sunday roast is a family-style meal for groups of 4 or more, and reservations must be made in advance.

To reserve, please use our online request form.

©Disney ©Disney/Pixar © ™ Lucasfilm Ltd. © Marvel, Disney Entertainment

In 2000 following our establishment, Lion Air proudly rolled out a fleet of just two Boeing 737-200 aircraft. Today, we have 118 -- including the Boeing 737-900ER, Boeing 737-800, Boeing 737 MAX 8 and Airbus A330-300 -- to meet passenger demand.

Our fleet is one of the newest in the business, and we have taken the initiative to partner with internationally recognized organisations including OEMs (Boeing, Airbus, Honeywell), export credit agencies (EXIM, ECA), Banks (DBJ, BNP, Citi) and Lessors (GECAS, BOCA, Avolon) to improve our processes, including safety practices.

Ours is a high-capacity and largely uniform fleet that is also fuel-efficient and with an average age of just 6.73 years. Such a young fleet of predominantly Boeing 737 family aircraft delivers efficiencies, including low maintenance costs and operational reliability, which are a win-win for Lion Air and our passengers.

Our aircraft configurations maximise space and seat availability but with the onus on crating the very best on-board experience.

The Lion Air fleet comprises: